tag:blogger.com,1999:blog-34822425590717451392024-02-08T09:21:31.500+07:00Veinal AnovynInfinity dimentionVeinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-35414783863585832512015-07-05T08:43:00.003+07:002015-07-05T08:43:30.186+07:00Langit Tak Berawan (Bagian 2)<div style="text-align: justify;">
Satu tahun ajaran sudah berlalu dan aku masih belum bisa menyatakan perasaanku pada Arin. Selama bertahun-tahun aku menahan rasa padanya, selama bertahun-tahun pula hatiku terluka melihatnya bersama orang lain. Kini, ia sudah bersama dengan pria baru. Andi namanya, salah seorang teman sekelasku di kelas dua SMA lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Aku termenung memandangi buku latihan soal yang berada di hadapanku. Sudah satu jam aku duduk untuk latihan soal menjelang ujian nasional, tetapi hanya sepuluh soal yang terjawab olehku. Pikiranku tidak terlalu fokus. Di benakku hanya terbayang-bayang wajah Arin bersama Andi Sapto, seorang playboy terselubung di kelas 3C.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jariku sibuk memutar-mutar pensil mekanik biruku. Beberapa kali pandanganku melayang pada ponsel yang berada di dekat lampu belajar. Sesekali aku mendecak, mengusap-usap rambutku dengan penuh rasa penyesalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>--</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Bang, aku mau jujur."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Jujur soal apa?"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Aku sebenarnya mencari pacar bukan untuk hubungan. Tetapi aku hanya merasa kesepian. Rasanya, aku selalu haus perhatian dan kasih sayang dari seseorang. Yaa, Abang tahu lah, orang tuaku keduanya bekerja sejak aku masih kecil. Jarang sekali aku mendapat perhatian dari mereka. Merekapun juga jarang berada di rumah."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Aku terdiam mendengar pengakuan Arin. Baru kali ini aku melihatnya sendu, tidak seperti biasanya. Arin adalah seorang periang yang selalu tersenyum bahagia di manapun dan kapanpun. Tapi, siapa yang tahu bahwa di balik wajah dan lelucon jenakanya terdapat sesosok pribadi yang kesepian.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Ngomong-ngomong, Bang, Andi itu single, nggak?" tanyanya tanpa menunggu jawaban dariku.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Single, sih. Kenapa, memang?"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Aku naksir dia, hehehe.."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Mau Abang kenalin sama dia?"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Beneran, Bang?"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Iya. Dia teman sekelas Abang, kok. Gampang lah!" ucapku penuh percaya diri.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>--</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenangan setahun yang lalu tidak bisa kuabaikan. Selama tiga bulan mereka berdekatan, selama sembilan bulan mereka pacaran, dan selama dua bulan terakhir ini Arin menggalaui Andi. Aku mendengar kabar darinya bahwa Andi sudah mulai bosan dengan Arin. Ingin rasanya aku mengatakan hal tersebut pada Arin, tetapi hati ini tak tega.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jemariku ragu-ragu menekan tombol ponselku. Nama Arin Widya Lestari sudah berada di layar ponselku. Yang perlu kulakukan hanyalah memulai percakapan dan menjelaskan keadaan yang selama ini ia keluhkan. Sayangnya, ibu jariku memilih untuk berhenti dan menekan opsi batal pada layar. Dengan cepat aku meletakkan ponselku kembali ke atas meja, lalu beranjak dari meja belajar menuju tempat tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>--</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keesokan paginya, di hari Minggu, aku berjalan menelusuri toko-toko Mall Kelapa Gading yang baru saja dibuka. Hari itu butuh udara segar, butuh suasana baru, sekedar melepas penat sehabis belajar semalam suntuk. Di dalam sendiri, aku berjalan menelusuri lantai satu mall. Satu per satu toko membuka gerai mereka. Ada yang baru saja membuka rolling door, ada yang sedang membenahi barang dagangan, ada yang sedang merapikan pakaian pada manekin etalase toko.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suasana seperti ini yang sudah lama tidak kurasakan karena terlalu sibuk belajar. Fokusku tahun ini hanyalah dua; lulus ujian nasional dan masuk perguruan tinggi negeri. Dan karena hal ini pula, aku semakin jauh dari Arin sehingga obrolan kami terkadang tidak nyambung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tengah-tengah menikmati kesendirianku, aku melihat seseorang yang sangat kukenali dari kejauhan. Rambutnya yang dipakaikan pomade hingga membentuk jambul yang aduhai, tubuhnya yang tegap dengan bentuk badan yang oke, serta selera pakaiannya yang elit dan bermerek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
'<i>Bukannya itu Andi? Kenapa dia bersama Adisa?</i>' batinku begitu mengenali sosok gadis bertubuh mungil di sampingnya. Jemari mereka saling bertaut satu sama lain. Suasana di antara mereka tergolong jauh dari sekedar akrab. '<i>Andi brengsek!</i>' umpatku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku segera memotret suasana romantis di antara Andi dan Adisa, salah satu teman sekelasku di 3B. Dengan cepat, aku langsung mentautkan gambar tersebut di dalam chat antara aku dan Arin. Namun, tubuhku mendadak membeku. Jantungku berdebar kencang, bayangan Arin menangis muncul di kepalaku. Sesuatu yang sangat kuhindari, membuatnya menangis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun bungkam. Menyimpan rahasia menyakitkan itu darinya, demi melindunginya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Bersambung...)</div>
<div style="text-align: justify;">
--</div>
<div style="text-align: justify;">
-Veinal Anovyn-</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-86539935340103250422015-07-02T19:04:00.001+07:002015-07-05T08:44:32.460+07:00Langit Tak Berawan (Bagian 1)<div style="text-align: justify;">
Langit tak berawan itu memerah dimakan senja. Bayangan panjang tubuhku mengikuti dari belakang. Meski tidak panas, matahari terasa berada tidak jauh dari atas kepala. Sinarnya menusuk mata, membuatku pusing.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Di sampingku, ia berjalan sambil memainkan langkahnya. Sepatu pantofel hitamnya bertelu-telu, beradu dengan aspal jalanan. Rok abu-abunya berkibar-kibar diterbangkan angin saat ia meloncat-loncat. Bibirnya tertutup rapat, menyenandungkan lagu yang tak kukenali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Awas, nanti jatuh." kataku padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia terus bersenandung, tidak menggubris ucapanku barusan. Aku hanya bisa menghela nafas sambil melihat rambut bob hitamnya yang ikut berkibar seperti rok sekolahnya. Wajahnya nampak kekuningan tertimpa sinar matahari senja. Matanya yang cokelat tua tampak keemasan disiram cahaya kekuningan. Arin, namanya. Dia adalah juniorku di SMA, seorang gadis yang kusayang sebagai seorang kekasih, namun menganggapku sebagai kakak. Setiap sore, kami selalu berjalan pulang berdampingan karena rumah kami yang berdekatan. Aku sudah mengenalnya sejak ia masih duduk di bangku SD. Sudah cukup lama, hingga keluarga kami begitu dekat seperti saudara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bang.." panggilnya. "Abang masih ingat dengan Hidayat kan?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Cowok yang kamu taksir itu? Ingat. Kenapa?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dia baru saja putus dengan pacarnya. Apa yang harus kulakukan ya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arin biasa menceritakan soal kisah percintaannya kepadaku. Meski terkadang aku cemburu melihatnya, tapi aku sendiri tidak berani mengutarakan perasaanku kepadanya. Yang bisa kulakukan hanyalah memendam perasaanku dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya tembak dia lah. Bilang kalau kamu suka padanya, terus kalian jadian, deh."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Yeee, mana segampang itu." ia menggerutu. Aku hanya terkekeh menyembunyikan kecanggunganku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Abang sendiri kapan punya pacar? Aku sudah gonta-ganti pacar dari dulu, abang masih saja single."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ah, banyak komentar kamu. Abang mau fokus sama sekolah. Nanti pas kuliah baru mencari pacar." jawabku. "Kamu juga lah. Fokus dengan studimu.. nanti baru memikirkan soal pacaran."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku fokus belajar, kok. Buktinya aku bisa dapat 80 di pelajaran Matematika." ucapnya sambil pamer. "Abang cari pacar lah. Aku terkadang sedih melihat abang sendirian begitu ketika aku sudah punya pacar."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ucapannya yang terakhir terasa seperti menghujam hatiku. Ingin rasanya aku mengutarakan perasaanku saat ini, tetapi aku selalu merasa ini bukanlah saat yang tepat. Aku tidak mau mengganggu fokusnya dan tidak mau juga merusak apa yang kami miliki saat ini jika dia tidak merasakan hal yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tapi ngomong-ngomong, meski tidak punya pacar, abang sebenarnya suka pada siapa, sih? Pasti ada yang abang taksir kan?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Soal itu.. nggak ada."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"IHH MUKA ABANG MEMERAH!" serunya. "Pasti lagi memikirkan seseorang! Ayo, siapa? Ngaku!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Apaan sih! Bukan siapa-siapa, kok!" aku terpancing rayuannya. Mendadak, aku gelagapan dan merasa canggung. Aku bisa merasakan darah mengalir ke wajahku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kak Kristy, ya?! Atau Kak Sarah! Kak Sarah cantik, tuh!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Yee, orang Arab mana boleh pacaran sama non Arab."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ooh, jadi benar, ya, Kak Sarah?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bukan!" seruku. "Abang lagi mau fokus belajar saja. Tidak mau pacaran dulu. Pacaran buat orang dewasa. Abang belum cukup dewasa untuk itu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendadak, Arin terdiam. "Apa aku dewasa, Bang?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nggak, kamu masih anak kecil. Kencing kamu belum lurus. Makanya, jangan pacaran terus." jawabku ketus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ih, ditanya baik-baik jawabannya malah begitu! Huh!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena gemas, aku menarik kepalanya lalu mengusal-usal rambut bob hitamnya sampai berantakan. Ia menggerutu sambil mencoba melepaskan kepalanya dari jepitan lengan kiriku. Akupun tertawa melihat kelakuannya yang berubah seperti anak kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Abang, aku mau jujur." ucapnya setelah kami terdiam cukup lama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jantungku mendadak berdebar kencang. "Ma-mau jujur soal apa?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Bersambung...)</div>
<div style="text-align: justify;">
--</div>
<div style="text-align: justify;">
-Veinal Anovyn-</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-14918223997011866692015-07-01T14:51:00.005+07:002015-07-01T14:52:50.670+07:00Apprendre Le Français<div style="text-align: justify;">
J'étudie le français parce que j'aime apprendre nouvelle langues. Oui, il est pour ma plaisir. Je apprendre vers cinq langues tout ma vie. Première langue que j'appris est Anglais. Beaucoup des personnes pensent que apprendre de nouvelles langues est difficile. Mais, pour moi, apprendre nouvelles langues est facile et délice.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Le plus facile la langue que je l'ai appris est anglais. Je sais l'anglais depuis que j'avait 6 ans. Ma famille ne parlent pas anglais, j'appris l'anglais de télévision et des livres. Il est une bonne façon de commencer à apprendre des nouvelle langues. Nous devons être très discipline en apprenant qu'il. Nous avons lire beaucoup des livres, apprendre beaucoup nouveau vocabulaire, et faire pas peur d'essayer, comme moi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Honnêtement, je ne sais pas vraiment de devoir ma grammaire est bonne ou mouvais. Je viens de intervenir et essayer d'écrire whatever the fuck I want to write.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>--</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><u>Translation</u></b>:</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>I learn French because I love to learn new languages. Yes, it's for my pleasure. I learn about five languages in my entire live. The first language that I learnt is English. A lot of people think that learning new languages is hard/difficult. But, for me, learning new languages is easy and fun.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>The easiest language that I learnt is English. I know English since I was 6 years old. My family doesn't speak English, I learnt English from television and books. It's a good way to start learning new languages. We have to be very discipline on learning it. We have to read a lot of books, learn new vocabulary, and don't stop trying, like me.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Honestly, I don't really know whether my grammar is right or wrong. I just jump in and try to write whatever the fuck I want to write.</i></div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-17636145994553148262015-06-30T17:22:00.001+07:002015-06-30T17:22:08.710+07:00Menulis<div style="text-align: justify;">
"Rasanya beda kalau kamu menulis di blog dan di Ask.fm.." ucapnya saat itu. Aku sedang meminta pendapatnya tentang tulisan-tulisanku agar kualitas karyaku meningkat. Mendengar ucapan itu, aku jadi bingung sendiri. Entah apa yang berbeda dari tulisanku di blog dan di Ask.fm. Aku tidak tahu karena aku merasa dua-duanya sama saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
"Nggak tahu kenapa, kalau kamu nulis di blog, bahasa kamu jadi lebih luwes. Mungkin memang karena masalah mood, mungkin, ya?" lanjutnya. Aku semakin berpikir keras, apa benar perbedaan lokasi menulis mempengaruhi kualitas karyaku? Dia juga mengalami hal yang sama denganku. Tetapi, aku masih tidak bisa memasang hal tersebut sebagai patokan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memang suka menulis. Dan gayaku di Ask.fm adalah dengan meminta orang lain memberikan sebuah kata, dan mari kita lihat apakah aku bisa mendapatkan ide dari sepatah kata yang dikirimkan oleh para anonku. Sejauh ini, aku sudah menghasilkan kurang lebih 900an karya di Ask.fm. Aku tidak peduli jika ada yang mencuri ide itu. Bagiku, ide yang ada di Ask.fm memang tidak seberharga ide yang ada di kepalaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku merasa kamu menuliskan alternate ending. Aku tahu kamu masih punya ide yang lebih bagus di dalam kepalamu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang benar. Aku masih memiliki ide yang lebih baik. Tapi kurasa, kenapa karyaku di Ask.fm tidak sebagus di blog atau Wattpad mungkin karena kebebasannya. Di Ask.fm, aku harus membuat cerita setidaknya sekitar 500-1000 kata. Dan itu sangat sulit sekaligus menantang untukku merangkai sebuah cerita dalam karakter yang terbatas. Bagaimana caranya aku bisa membuat sebuah cerita menarik dalam karakter atau jumlah kata yang terbatas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbeda dengan blog, aku bisa menulis sebanyak dan sepanjang yang aku mau. Tidak ada batasan di dalamnya. Sementara Ask.fm, ada. Dan aku harus pintar-pintar memanfaatkan space yang ada untuk membuat sebuah cerita yang menarik. Jelas cerita itu harus singkat, padat, komunikatif, dan mengandung makna yang mendalam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah yang sedang kupelajari. Selama ini aku hanya terpaku pada blog dan Wattpad atau Word yang tidak memiliki batasan karakter. Sehingga aku dengan santainya melakukan pemborosan kata, bertele-tele dengan penjelasan, dan lain sebagainya. Di Ask.fm, aku belajar bagaimana caranya membuat cerita pendek. Cerita yang benar-benar pendek dan juga bagus di saat bersamaan. Otak ini harus dipaksa bereksperimen agar jangkauan karyaku lebih luas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin, kenapa karyaku di Ask.fm tidak sebagus di tempat lain adalah karena di Ask.fm aku masih belajar. Sedangkan di tempat lain, aku sudah sangat menguasai teknik-tekniknya. Di Ask.fm, aku sedang berkembang, sedang bereksperimen, sedang coba-coba berhadiah. Keberhasilanku dilihat dari berapa banyak orang yang menyukai ceritaku. Semakin banyak likesnya, semakin banyak orang yang mengerti maksud dari ceritaku.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>--</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kukira segitu saja yang bisa kutulis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<i>Sekian.</i></div>
<div style="text-align: right;">
<i>Veinal Anovyn</i></div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-65049743888329307402015-06-23T16:35:00.000+07:002015-06-23T16:35:01.899+07:00Mimpi<div style="text-align: justify;">
Dulu, ketika masih SMA, aku bermimpi tentang sesuatu yang sampai sekarang membekas di ingatanku. Sebuah mimpi yang aku tak mengerti artinya, tetapi aku masih bisa merasakan kesedihannya. Mimpi ini adalah sebuah kisah cinta yang penuh duka.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Ketika itu aku bermimpi, aku, teman-teman SMA-ku, serta para guruku pergi ke suatu tempat di luar Jakarta untuk field trip atau observasi karya tulis. Di mimpi itu, kami sedang melaksanakan shalat berjamaah di sebuah masjid yang begitu familiar denganku. Setelah kuingat-ingat, masjid itu adalah masjid yang biasa kudatangi ketika aku masih SD dan SMP. Sebuah masjid yang terdapat di sekolahku waktu itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku adalah seorang anak IPA. Aku dan teman-teman akrabku sangat dekat dengan guru Fisikaku. Di dalam mimpi itu, kami berempat pergi menaiki tangga, lantai kedua masjid. Awalnya tangganya adalah tangga beton biasa. Lalu, tiba-tiba tangga itu berubah menjadi tangga melingkar yang agak sukar untuk dipanjat. Mungkin bukan tangganya yang berubah, tetapi mimpiku saja yang terputus di tengah jalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kami mendaki tangga melingkar itu, kami sampai pada bagian kuba masjid. Bagian dalamnya, lebih tepatnya. Bagian dalam kuba masjid itu tampak agak gelap. Di sana, aku melihat ada miniatur tata surya yang terbuat dari talang air. Planet-planet itu terbuat dari plastik dan bergerak sesuai dengan tata surya menggunakan tenaga aliran air. Mataharinya terbuat dari lampu kuning yang agak besar, yang menggantung pada ujung kuba masjid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di saat itu, aku begitu terkagum dengan karya seni tersebut. Sampai sekarang, aku masih memiliki cita-cita untuk membuatnya. Tetapi nampaknya, aku membutuhkan tempat yang cukup luas untuk membuatnya. Mengingat skalanya cukup besar untuk ukuran karya seni.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah terkagum-kagum dengan karya seni dan sains itu, aku melihat seorang lelaki di seberang kami. Lelaki itu memakai jeans biru dengan hoodie putih. Ia terduduk di seberang sana sembari menatap miniatur planet-planet yang sedang berputar mengitari matahari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyadari kedatangan kami, pria itu hanya menatap kami sejenak, lalu mengembalikan pandangannya pada karya seni buatannya. Sambil tersenyum sedih, ia berkata, "Dahulu ada seorang pria yang jatuh cinta pada seorang wanita. Sang ayah meminta pria itu untuk menunjukkan bukti cintanya kepada putrinya. Pria itu akhirnya membuat sebuah minatur tata surya untuk menggambarkan betapa besar dan kompleks cintanya kepada putri sang ayah. Sayangnya, semua itu sudah terlambat. Wanita itu sudah terlanjur menikah dengan orang lain pilihan ayahnya."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar hal itu, aku jadi ikut turut bersedih. Aku langsung mengetahui bahwa dialah pria yang dimaksud. Sedangkan wanita itu? Entahlah.. aku merasa bahwa wanita itu adalah diriku. Padahal, saat itu aku masih SMA dan belum menikah. Jangankan menikah, pacar saja tidak punya. Tapi, aku bisa merasakan tatapan sedih itu mengarah kepadaku. Jantungku seperti ditusuk, rasanya.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai sekarang, aku masih mengingat mimpi itu begitu jelas dan terasa nyata. Aku selalu merasa mimpi itu adalah sebuah pertanda. Entah pertanda apa, aku tidak tahu. Yaah, aku tidak begitu mengerti apa maksudnya sampai aku bertemu Pak Sabar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang aku menyadari, bahwa wajah Pak Sabar terlihat familiar karena pria yang ada di dalam mimpi itu memiliki wajah yang sangat mirip dengan Pak Sabar.</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-38494525402841333052015-06-22T12:47:00.000+07:002015-06-22T12:47:06.821+07:00Bar/Coffee<div style="text-align: justify;">
Di sini aku terduduk, di Bar/Coffee Senayan City. Di depanku hanya ada sebuah laptop dengan headset tersangkut, mengalunkan lagu-lagu kesukaanku dari sebuah playlist di iTunes. Di sini pula aku terduduk sendirian, memikirkan apa yang akan kulakukan di masa depan. Perasaan sendu masih menghantuiku hingga saat ini. Entah apa sebabnya, kuharap aku tau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4SVHxYVh028JjY9QSD_pC1c3xyqthyeYHTf3Vdt3zETCpez-ld1uVRaZfekGm9rTtvnCh5Ou3e9aLOJJJtRs3c2Dw1NK8oUpkqe0CaUsgJAbP_m8bDturKintjO-GOtUvFV1dYn6Vhyphenhyphent6/s1600/S__3883617.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4SVHxYVh028JjY9QSD_pC1c3xyqthyeYHTf3Vdt3zETCpez-ld1uVRaZfekGm9rTtvnCh5Ou3e9aLOJJJtRs3c2Dw1NK8oUpkqe0CaUsgJAbP_m8bDturKintjO-GOtUvFV1dYn6Vhyphenhyphent6/s400/S__3883617.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seharusnya hari ini aku les bahasa Prancis. Tapi rasanya hari ini aku tidak berminat pergi, sehingga aku terdampar di tempat ini. Aku merasa sedang tidak ingin berada di mana-mana, sebenarnya. Tidur tidak mau, bangun tidak mau. Di rumah tidak nyaman, apalagi di luar. Aku jadi bingung sendiri dengan apa yang kurasakan. Apa ini yang namanya depressi? Kukira aku sudah sembuh. Tapi kurasa, yang namanya sembuh dari depressi itu hanya impian belaka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sebelahku ada sekumpulan orang yang sedang asik hangout. Aku ingin memiliki teman untuk hangout seperti itu. Tapi rasanya, moodku sendiri juga kurang stabil, sehingga ketika aku bersama orang lainpun, aku justru merasa lebih tidak nyaman. Akhir-akhir ini aku menjadi anti-sosial. Tetapi aku juga tidak mau sendirian. Bingung kan? Aku juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku seharusnya mengedit The Black Theater sebagai persiapan untuk dikirim ke penerbit. Tetapi, mood itu tak kunjung datang. Kukira, aku hanya merasa jenuh di rumah sehingga otakku buntu. Jadi, aku mencoba keluar rumah seperti ini. Dan ujung-ujungnya, aku hanya bisa menulis beberapa puisi, sebuah cerita pendek yang bahkan tidak ada bagus-bagusnya, juga sebuah postingan blog seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah, aku jadi kesal sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak dilemma, hidupku terasa membosankan. Pergi les, sesuatu yang kunikmati saja, aku tidak mau. Sedang tidak mood bertemu orang, sedang tidak mood melakukan apa-apa. Menulispun ala kadarnya. Kalian pasti bisa merasakan perbedaannya. Tulisanku jadi semakin buruk karena moodku yang hancur seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sengaja membeli cokelat untuk meningkatkan moodku. Tapi apa daya, cokelatpun tidak bisa membantu memulihkan moodku yang sendu. Semua karyaku jadi acak-acakan. Aku jadi sebal. Sebal. Sebal. Sebal.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkadang aku berpikir, apa aku kehilangan semangat hidup hanya karena rindu padanya? Selama beberapa bulan tidak bisa bertemu, chatpun tidak bisa. Aku jadi merasa menjauh dari siapapun. Merasa asing. Alienated from the world that I'm suppose to enjoy. Alienated from the situation that I created by myself.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa? Apa karena ini bukanlah sesuatu yang kuinginkan? Atau bukan sesuatu yang kubutuhkan? Kalau begitu, apa yang sebenarnya kuinginkan dan kubutuhkan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-75331120273192561062015-06-21T21:29:00.003+07:002015-06-21T21:29:53.232+07:00Impian<div style="text-align: justify;">
Semua orang tau kalau impianku adalah menjadi penulis. Penulis dalam kategori apapun. Entah itu menjadi penulis puisi, penulis lagu, penulis cerpen, penulis novel, penulis essay, apapun. Aku suka yang namanya menulis, apapun bentuknya. Aku ingin hidup untuk menulis dan menulis untuk hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Aku menyadari bahwa aku saat ini termasuk terlambat dalam menyelesaikan kuliah. Seharusnya aku sudah diwisuda setahun yang lalu, atau mungkin tahun ini. Dan sekarang, aku malah terjebak di sebuah fakultas (yang sebenarnya tidak jelek-jelek amat). Akupun sekarang mengambil cuti kuliah untuk menyelesaikan tulisanku. Karena tidak mau menganggur di rumah, aku akhirnya mengambil les bahasa Prancis di IFI untuk mengisi kekosongan waktuku agar tidak jenuh di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah pilihanku ini benar atau tidak. Tapi seseorang mengatakan kepadaku, kalau tidak ada langkah ekstrim, maka tidak akan ada yang namanya perubahan. Jadi, aku mengambil langkah ekstrim ini untuk perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik. Dan untungnya, sebagian besar orang di dalam hidupku mendukung pilihanku ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alasan mengapa aku cuti sebenarnya simpel, aku tidak bisa menjalankan dua kegiatan dalam satu waktu. Contohnya ya, seperti kuliah dan menulis ini. Aku tidak bisa kuliah sambil terus menulis buku. Tanggung jawab kuliah jauh lebih berat dari masa sekolah. Kalau dulu di sekolah tidak belajar, nilai masih didongkrak oleh para guru. Sekarang, mau melaksanakannya, siapa yang mau mendongkrak nilaiku kalau bukan diriku sendiri? Jadi, inilah alasanku mengambil cuti. Supaya aku bisa fokus menulis dan semoga, dalam satu semester ini aku bisa menerbitkan sebuah buku.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya, dulu aku sudah pernah menulis sebuah buku dan berhasil dicetak dan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Sayangnya, kegiatan itu bukan untuk komersial. Buku itu tidak kujual. Buku itu hanya diperbanyak untuk konsumsi sekolah dan pemerintahan karena aku memenangkan lomba dari Kementrian Agama. Perjanjian sudah ditandatangani, oleh karena itu bukuku bisa diperbanyak dan dijual ke sekolah-sekolah untuk dipajang di perpustakaan mereka. Yaah, minimal, namaku sudah mulai dikenal oleh kalangan pembaca yang masih duduk di bangku sekolah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini, aku mau menerbitkan dan menjual bukuku yang paling pertama. Sebuah buku yang sudah kutulis sejak aku masih duduk di bangku SMP dan sampai sekarang belum rampung-rampung karena aku banyak melakukan perubahan terhadap beberapa konsep di dalamnya. Secara alur, tidak ada yang berubah karena aku mau mempertahankan cita rasa dari imajinasiku ketika masih duduk di masa SMP. Tapi untuk teori sains dan beberapa teknis penulisan banyak yang kurubah supaya lebih enak dikonsumsi oleh pembaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Wattpad, aku menerbitkan satu chapter demi satu chapter untuk melihat reaksi dan masukan dari pembaca; baik yang penulis profesional maupun orang awam. Sebenarnya aku lebih memilih komentar dari orang awam karena mereka adalah calon pasarku. Aku mau melihat bagaimana mereka menikmati bukuku. Dan untungnya, kemarin Mas Helmi mau memberikan masukan dari kacamata orang awam, sehingga aku bisa melakukan perbaikan-perbaikan yang kubutuhkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk ke depannya, aku berharap untuk mendapatkan lebih banyak masukan dari orang awam. Aku mau para pembacaku memberitauku harapan mereka terhadap bukuku, bagaimana cara mereka menikmati sebuah bacaan, dan sebagainya. Selain untuk kepuasan pribadi, aku juga menulis demi kepuasan pembacaku. Bisa dibilang ini karena aku sudah lama bersekolah di Fakultas Ekonomi dan aku ingin mengaplikasikan ilmu ekonomiku ke dalam karya-karyaku. Semacam jualan. Ehe..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kalian semakin menyukai tulisanku dan mau membeli tulisan-tulisanku ketika sudah dijual nanti. Terima kasih untuk kalian yang mau menjadi followersku di akun-akun sosmed-ku, untuk kalian yang me-like, dan untuk kalian yang selalu setia menunggu karya-karyaku. Aku sangat menghargainya. Apalagi ketika kalian off anon. Aku akan lebih suka lagi. ;)</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekian saja tulisan kali ini..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih~</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-72322665485754108642015-06-20T23:17:00.002+07:002015-06-20T23:17:59.946+07:00MIKA<div style="text-align: justify;">
Jadi, kalau membicarakan soal Veinal Anovyn, pasti identik sekali dengan yang namanya MIKA. Kenapa? Ya, karena Veinal adalah pecinta MIKA hardcore. Aku sudah menjadi fans-nya sejak tahun 2010. Lagu yang pertama kali membuatku jatuh cinta pada MIKA adalah Relax, Take It Easy. Sebuah lagu yang dulu pas jaman SMP sering diputar. Itu sekitar tahun 2006, saat MIKA baru saja mengeluarkan album pertamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Agak aneh saja. Aku mulai menyukainya setahun setelah dia mengeluarkan album keduanya. Album pertamanya keluar tahun 2006, album kedua keluar pada tahun 2009, lalu album ketiga keluar pada tahun 2012, dan album keempat keluar tahun 2015. Iya, dia setiap tiga tahun sekali mengeluarkan album baru. Strategi marketing yang pas untuk ukuran penyanyi 'ceria' seperti dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, aku mau menceritakan sedikit tentang insiden album keempat MIKA.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu Sherly sedang bermain di rumahku. Berhubung album keempat MIKA sudah keluar di iTunes, dia memintaku untuk melihatnya. Lalu, aku iseng-iseng meng-klik tombol 'beli' pada layar iTunes-ku. Saat itu pikiranku adalah "Ah, hoki-hokian. Siapa tau tiba-tiba album ini terdownload sendiri karena sesuatu". Dan benar saja, album itu terdownload dengan sendirinya ke iTunes-ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan Sherly terbengong-bengong. Aku lupa, kalau aku pernah memasukkan nomor kartu kredit papaku ke sana untuk membeli sebuah aplikasi. Lalu, akhirnya kami mengabaikan kenyataan bahwa aku baru saja menggunakan kartu kredit papaku tanpa izin dengan mendengarkan satu album deluxe MIKA.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun akhirnya memilih beberapa lagu yang wajib didengar dari album terbarunya. Berikut lagu-lagunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Rio</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/TysyyhittGM/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/TysyyhittGM?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Talk About You</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/cH30OyVXuK0/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/cH30OyVXuK0?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Last Party</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/vvuOw8Z0Pwg/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/vvuOw8Z0Pwg?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Good Guys</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/VZQ_9eebry0/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/VZQ_9eebry0?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Promiseland (Bonus Track)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/VyfPjdz7Xzs/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/VyfPjdz7Xzs?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
--</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekian saja~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih~</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-3286575864498732332015-06-11T00:31:00.000+07:002015-06-11T00:31:36.309+07:00The Black Theater<div style="text-align: justify;">
Berhubung The Black Theater sekarang sudah viral, gue mau menceritakan sedikit tentang background The Black Theater.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
The Black Theater adalah sebuah novel yang kubuat ketika aku masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Novel itu kubuat begitu aku nonton film berjudul V For Vendetta. Dan bisa dilihat, aku adalah penggemar berat V For Vendetta karena filosofi yang diajarkan oleh V. Dari sanalah aku mulai berkhayal macam-macam setiap pulang sekolah sambil mendengarkan lagu-lagu Fort Minor.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Di dalam mobil, sambil mendengarkan lagu, aku sangat suka termenung melihat keluar jendela sambil berkhayal tentang sebuah cerita yang kuanggap keren. Saat itu, aku membayangkan kalau ada seorang gadis berusia 15 tahun (seusia denganku saat itu) yang memperjuangkan soal keadilan untuk manusia mutan yang dianggap sebagai monster.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku membayangkan hal itu sampai seminggu lebih hingga cerita itu rampung dengan sendirinya di dalam benakku. Setelah rampung, aku berencana untuk membuatkan sebuah komik (manga) karena saat itu aku hanya pintar menggambar saja. Iya, waktu itu aku nggak terpikir untuk menjadi seorang penulis karena aku sendiri seringnya baca komik, bukan baca novel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencoba untuk membuat imajinasiku menjadi kenyataan. Visualisasi dari imajinasiku selalu berbentuk adegan film dibandingkan tulisan seperti sebuah novel. Sehingga, aku lebih prefer untuk menuangkannya dalam bentuk gambar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mulai membuat design 4 karakter utama, yaitu Varel, Avis, Tania, dan Gorgon. Keempat karakter ini memang memiliki nama yang aneh-aneh karena aku sengaja mencocok-cocokkan dengan nama ketiga sahabatku waktu itu, yaitu Veinal, Axel, Tika, dan Gorby. Yaah, namanya juga masih bocah, jadi nama yang terbentuk adalah nama-nama yang aneh. Hahahaha..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah design karakternya jadi, akhirnya aku mulai membuat panel dan mencoba untuk menuangkan imajinasiku dalam bentuk manga. Sayangnya, karena pada dasarnya gambarku nggak bagus-bagus amat, serta membuat komik itu capek, jadilah komik The Black Theater terlantar begitu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski begitu, imajinasi liarku tetap memaksaku untuk menuangkannya dalam bentuk sebuah karya. Dari sanalah, akhirnya aku memutuskan untuk menuliskannya daripada menggambarkannya. Aku mencoba menuangkan imajinasiku dalam bentuk tulisan. Dan jujur, untuk ukuran gadis yang suka baca komik, aku sama sekali nggak tau aturan dalam menulis novel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap malam aku meminjam laptop ayahku untuk menuliskan imajinasi liarku ini di Ms. Word. Dari beliau pulang, sampai waktu tidurku tiba, kuhabiskan untuk menulis novel The Black Theater versi pertama. Novel itu kucicil satu sampai dua chapter per malam hingga akhirnya rampung juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan bangganya, aku menunjukkan hasil karyaku kepada ayahku yang selalu mendukung skill anaknya meski hasilnya memalukan diriku yang sudah berusia 23 tahun ini. Beliau membaca dan menyukainya. Langsung saja novel itu dicetak sendiri oleh ayahku dan hasilnya diberikan kepadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tau anaknya mulai menyukai dunia tulis menulis, ayahku memperlihatkan sebuah sayembara novel nasional yang terbuka untuk umum. Dalam rangka menguji kemampuanku, aku mencetak novelku dalam kertas A4 sebanyak lima-enam buah, dan mengirimkannya beserta softcopy-nya kepada panitia lomba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yha, tentu saja aku tidak menang. Novel pemula disandingkan dengan penulis professional. Tentu aku keok. Tapi, tak apa, yang penting itu jadi sebuah pelajaran dan pengalaman berharga untukku. Pernah mencoba mengikuti sayembara novel tingkat nasional yang terbuka untuk umum itu adalah sebuah tantangan yang berat, namun berharga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu, aku vacum menulis untuk sementara karena harus mengikuti UN dan persiapan masuk SMA. Sempat aku vacum selama setahun karena tidak ada tantangan baru untukku. Sampai pada kelas 2 SMA, aku mengikuti lomba menulis cerpen tingkat SMA. Level yang lebih rendah daripada sayembara novel buatan IKJ tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di masa SMA-ku, aku diberi hadiah laptop atas kelulusan SMP-ku. Laptop pertamaku, laptop Dell berwarna biru. Keluaran terbaru Dell pada saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk melampiaskan kesenanganku yang baru saja mendapat laptop baru, aku mulai merombak cerita The Black Theater yang menurutku agak norak. Sempat aku menulis beberapa halaman The Black Theater versi kedua, dan hasilnya kurang memuaskan bagiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepanjang masa SMA dan kuliahku, aku terus mencoba merombak novel The Black Theater agar menjadi sebuah cerita yang bisa dikonsumsi semua umur, bisa menjadi satu karya tulis yang valid dengan EYD yang benar, serta mencoba untuk membuat khayalanku ini terdengar lebih realistis di mata pembaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya, The Black Theater memiliki banyak versi. Dan dari setiap versi, tak ada yang rampung karena aku merasa kurang cocok, kurang realistis, kurang bagus, dan masih banyak kekurangan lainnya. Di tambah, setiap aku menulis di Ms. Word, ide-ideku terasa tersedot dan hilang begitu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai akhirnya aku menemukan Wattpad beberapa hari yang lalu. Dan ternyata, aku menulis dengan sangat lancar di sana. Ideku mengalir deras saat menuliskannya. Dan jujur, aku lebih puas dengan hasil yang sekarang dibandingkan versi-versi sebelumnya. Aku menamakan versi ini sebagai 'The Black Theater: Wattpad Version', hahahahaha..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan menggabungkan ide lama dan keahlian menulisku saat ini, rupanya aku mampu menciptakan sebuah cerita yang dapat dinikmati oleh target pembacaku. Aku senang dengan reaksi pembacaku yang rata-rata menyukai tulisanku ini. Aku jadi semakin semangat untuk menulis dan menjadikannya sebuah novel ketika sudah rampung nanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu, yang dinovelkan tidak mentah-mentah aku jadikan novel. Mungkin akan ada adegan tambahan dan nama tokoh akan kuganti karena aku mendapat saran untuk mengganti nama karakternya.</div>
<div style="text-align: justify;">
--</div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah, segitu aja yang bisa kushare~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih sudah menyimak~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat siang~</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-81575731353016700462015-06-09T01:54:00.002+07:002015-06-09T01:54:45.864+07:00Wattpad.com<div style="text-align: justify;">
Dua hari yang lalu, salah satu anonku di Ask.fm mengatakan kalau ada situs bernama Wattpad. Wattpad adalah sebuah website yang dikhususkan untuk mereka yang senang menulis atau membuat buku. Awalnya, aku kurang tertarik untuk membuatnya karena terlihat ribet. Tapi, setelah kulihat ada salah satu anonku yang cukup kukenal membuat sebuah akun di sana, aku jadi tertarik untuk mencobanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Kenapa akhirnya aku membuat Wattpad? Pertama, karena ngikutin anonku itu. Kedua, di sana rupanya hasil karya kita dilindungi oleh hak cipta. Jadi, ketika ada yang memplagiat karyaku, aku bisa melapor ke admin website tersebut. Tindakan selanjutnya aku nggak begitu tau. Tapi kayaknya sih, tulisannya bakal dihapus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, satu saja ketakutanku kalau soal plagiat. Takut novelku dicopas, habis itu diberikan ke penerbit. Tapi, kurasa, hal ini masih bisa dibawa ke meja hijau. Aku masih bisa menuntut karena pelanggaran hak cipta. Dan aku punya lisensinya di Wattpad. Which is kinda official, I guess.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>--</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya aku bingung ketika Hessa memintaku untuk membuat sebuah akun di Ask.fm, tapi lama-lama, aku jadi tertarik untuk terus menulis dan melihat berapa banyak orang yang sebenarnya menyukai karyaku. Hitung-hitung promosi nama. Biar nanti pas menerbitkan novel, orang-orang di dunia maya sudah mengenal namaku. Ibaratnya, aku sedang menciptakan pangsa pasar sendiri. And so far, ada sekitar 370-an orang yang nge-follow aku. Which means, aku harus terus berlatih menulis dan meluaskan pangsa pasar. Hehehe</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurasa segitu dulu apa yang bisa kutulis. Hari ini aku lagi kena writer's block. Jadi yang bisa kulakukan hanya mengedit draft novel yang sudah kubikin kemarin. Hessa juga bilang untuk jangan memforsir supaya ceritanya nggak jelek. :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oke, sampai di sini dulu..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat malam~</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-91128106198419377662015-06-03T22:28:00.002+07:002015-06-04T03:16:46.535+07:00Request: Sahabat Jadi Cinta (From: Anon) part 1<div style="text-align: justify;">
Avis menatapnya dengan seksama. Terkadang, ia mengerinyitkan kening ketika melihat sahabat bertubuh kecil di sampingnya. Dibenahinya kacamatanya beberapa kali, lalu mendeham canggung. Sudah lama ia mencintai Varel, namun, Varel bukanlah gadis yang peka terhadap kode. Dia terlalu datar untuk menyadari kode-kode cinta yang dikirim oleh Avis.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Rambutnya yang kecokelatan dan lurus melambai-lambai tertiup angin sore itu. Lengan kemeja sekolahnya yang sudah lusuh digulung hingga sebatas sikut. Celana bahan hijau olive dengan motif kotak-kotaknya tampak ketat, membentuk kakinya yang sempurna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Varel dan Avis sudah lama berteman. Bahkan, mereka sudah menjalin hubungan layaknya seorang sahabat yang begitu dekat. Avis naksir Varel duluan. Terkadang, ia memberi kode pada Varel, tapi tidak mempan. Karena pada dasarnya, Varel hanya memiliki perasaan platonik terhadap Avis. Avis sudah dianggap seperti keluarganya sendiri karen sering bermain di halaman belakang rumah Varel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tania, bagaimana ya, caranya supaya Varel mau berpaling padaku? Aku bingung.", keluh Avis pada salah satu dari empat sekawan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Loh, kok nanya ke aku?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya, habisnya, aku sudah memberikan kode segala macam, sampai nge-date-pun aku yang membayar. Bagaimana ya, caranya supaya dia menyadari perasaanku? Aku jadi galau..", Avis membenamkan kepalanya di antara lipatan tangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gadis berambut cokelat muda di hadapannya hanya bisa duduk dan meandangi Avis yang galau dan tampak kesepian. Memang, Tania, gadis berambut cokelat itu sudah mengtahui perasaan Avis terhadap Varel. Pria lugu dan pintar seperti Avis mampu untuk jatuh cinta dengan robot seperti Varel. Tak disangka pula, kalau ternyata Varel bukanlah tipikal orang yang sadar akan perasaan orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah setahun lebih sejak kejadian itu. Dan sudah satu tahun pula, Avis memendam perasaannya dan hanya menceritakannya pada Tania. Ia jatuh cinta pada gadis berusia 17 tahun itu. Sayangnya, Varel sama sekali tidak peka terhadap kode-kode yang diberikan oleh siapapun yang naksir terhadapnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengarnya, Tania menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, bingung, "Apa kau sudah berusaha membelikannya kue, atau barang kesukaannya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Avis mengangguk, "Semua saran di majalah Gadis sudah kuikuti..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"...'Gadis'..?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dari mulai memberinya hadiah seperti baju, tapi kemudian, baju yang berikan malah kekecilan. Jadi aku yang dimarahi karena disangka aku memaki dia gendut.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku juga mencoba untuk mencoba membelikannya sekaleng cokelat, tapi aku kotaknya malah dilempar sama dia karen aku masih berusaha ngatain dia gendut.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Setelah itu, aku memberi dia bunga, eh ternyata dia alergi terhadap serbuk bunga. Lalu, aku dicacimaki lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Hhh, serba salah, Tan. Aku begini, salah. Aku begitu, salah. Aku harus baimana? Dia sering cerita padaku, sering menjagaku ketika aku diganggu anak-anak tetangga. Kau mengerti perasaanku, kan?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"...Aku mengerti perasaanmu. Tapi.. aku tidak yakin kalau kau bisa suka sama cewek."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dasar nggak sopan!", Avis menendang tungkai kaki Tania melalui celah bawah meja. Tania meringis kesakitan. Merasa bersalah, dan mengejar Avis yang masih belum begitu jauh dari pintu kelas kami. Lalu bilang, "Hey, Avis! Tunggu!"<br />
<br />
Tanpa sadar, Avis menoleh karena refleks. Begitu ia berhadapan dengan Tania, gadis itu mengeluarkan dua buah tiket untuk masuk ke taman hiburan, "Untuk apa ini?", tanya Avis penuh curiga.<br />
<br />
"Aku rencanya mau datang ke sana bersama Dira. Tetapi Dira sedang sakit. Oleh karena itu tiketnya kuberikan ke kamu.. kukasih gratis, deh."<br />
<br />
"Satu untukku, lalu satu lagi untuk siapa?"<br />
<br />
"Ya untuk Varel lah, bodoh! Ajak dia ke taman hiburan. Have a date, make her fall in love with you."<br />
<br />
"But, what if it doesn't work?"<br />
<br />
"Aaah, pesimis sekali. Dicoba saja belum. Kalau tidak mau, sini, kembalikan tiketnya!"<br />
<br />
"Eh, enak saja", gerutu Avis saat tiketnya mau direbut, "Sayang tau, untuk mencari tiket yang seperti ini. Biar nanti kuajak temanku."<br />
<br />
"Kok temanmu, sih? Ajak Varel, dooonnggg!"<br />
<br />
"Iyaaa, iyaaa..", Avis mengakhiri percakapan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(((BERSAMBUNG)))<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
-<i>Veinal Anovyn</i>-</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/12925065248126047456noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-45668770436432591722015-06-02T12:16:00.000+07:002015-06-02T12:16:13.887+07:00Penulis<div style="text-align: justify;">
Melihat respon di Ask.fm, senang rasanya memiliki title penulis di belakang namaku. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan mendapatkan respon positif dari para anonku. Mereka begitu antusias melihat cerita, puisi, serta sajak dariku. Aku, sebagai penulis novel, rasanya ingin terus berkembang demi mereka yang mau membaca karya literaturku.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Aku jadi teringat kalau dulu aku sering membuat cerita bersambung online di DeviantART. Cerita semasa dulu aku lagi ngefans-ngefansnya sama Michael Jackson, sampai-sampai membuat cerita bersambung yang totalnya ada 40 chapter dengan beberapa chapter terbagi menjadi 2-3 part. Aku rindu masa-masa itu.. masa-masa menulis online, masa-masa menulis cerita pendek dan mendapatkan feedback positif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya, alasan aku membuat Ask.fm, selain karena diajak oleh Hessa, juga karena aku ingin melebarkan pangsa pasar novelku sendiri. Aku juga ingin melihat minat pasar terhadap karya literaturku sendiri. Selain itu, aku juga ingin melakukan perbaikan-perbaikan dalam tata bahasa dan penggunaan alur ceritaku yang terkadang suka maju-mundur atau suka berubah situasi dalam waktu singkat.. mungkin, enaknya disebut 'melatih transisi'.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejauh ini, aku belum benar-benar mendapatkan feedback yang aku inginkan. Dalam artian, feedback yang panjang dan teratur yang menjelaskan kelebihan dan kekuranganku. Aku ingin sekali mendapatkan komentar tentang tulisan yang paling mereka sukai di Ask.fm-ku, lalu memberikan aku feedback yang cukup panjang di emailku: veinal.anovyn@gmail.com</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin, aku bisa mengumumkannya di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalian bisa mengirimkan aku komentar serta kritikan kalian ke email pribadiku, veinal.anovyn@gmail.com . Aku ingin melihat di mana kelebihanku dan di mana kekuranganku. Aku ingin berkembang lagi, ingin lebih maju lagi dengan memperkaya ilmuku. Jadi, mungkin juga kalian bisa mengirimkan saran untukku tentang apa yang harus kutulis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat siang~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>-Veinal Anovyn-</i></div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-35399553690712868642015-06-01T01:17:00.000+07:002015-06-01T01:17:03.218+07:00Tentang Kyle<div style="text-align: justify;">
Sudah lama aku memilikinya, tetapi aku belum pernah benar-benar mengatakan sepatah-dua patah kata tentang dirinya. Ya, tentang Kyle, salah satu alter egoku yang paling dominan. Alter ego menyusahkan karena dia selalu memiliki keinginan. Alter ego ambisius lagi realistis.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Kyle awalnya muncul ketika aku sudah duduk di bangku kelas 4 SD. Tapi saat itu, namanya bukanlah Kyle. Dia dan Kai adalah satu, aku memanggilnya dengan sebutan Psycho karena pikirannya yang sejalan dengan pikiran psikopat. Sejak aku kecil, dia selalu protektif terhadap diriku. Dia selalu keluar di saat-saat aku terancam bahaya dan di saat-saat aku gelisah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama bertahun-tahun, aku dan Psycho berteman tanpa diketahui siapapun. Ketika aku duduk di bangku SMP, kami sering kali berganti-gantian untuk menyelesaikan tugas kuliah. Kami membagi tugas sekolah sama rata sesuai bidang yang kami kuasai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu aku duduk di bangku kuliah, Psycho mengalami disfusi yang hebat hingga akhirnya terpecah menjadi Kyle dan Kai. Kyle saat itu begitu pendiam dan menutup diri. Dia sering kali menjaga jarak dari orang-orang sekitarnya meski dia selalu ramah pada orang lain. Tak banyak yang bisa kubicarakan tentangnya pada masa itu. Hanya saja, dia bukan tipikal orang yang mudah jatuh cinta. Karena terlalu menjaga jarak, ia berakhir kesepian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika dia memutuskan untuk membuat akun di Ask.fm, Kyle kurang lebih berubah menjadi pribadi yang kini dikenal oleh banyak orang. Dia dikenal sebagai abang sejuta adik. Ia juga dikenal sebagai orang yang jayus dan galak di saat bersamaan. Dia suka sekali membully orang walau hanya untuk kesenangan belaka, bukan untuk menindas orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kyle adalah alter egoku yang paling ambisius dan selalu memiliki goal yang besar. Dia adalah manusia seribu langkah dan paling mengabaikan risiko ketika menentukan pilihan. Terkadang, ia menemui benturan karenanya. Tapi, dia orang yang cukup bertanggung jawab dan berani mengambil risiko. Iya, dia memilih bukan tanpa tau risikonya.. tapi dia memilih karena melihat gain yang sangat besar tanpa merisaukan risikonya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia adalah manusia paling rasional dan paling rendah toleransinya di antara semua alter egoku. Semua harus berjalan sesuai keinginannya dan bergerak secepat kilat untuk mencapai tujuannya. Terkadang, egonya itu membuatku sakit kepala karena dia sering mengabaikan risiko yang ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, yaa, namanya sahabat lama.. aku tidak punya banyak kata untuk kekurangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/12925065248126047456noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-72084119069239579712015-05-30T21:56:00.002+07:002015-05-30T21:56:28.814+07:00Sunset<div style="text-align: justify;">
Beberapa jam yang lalu aku terduduk diam di kamarku, memikirkan ke mana kami akan pergi. Aku merasa ingin sekali diam di rumah. Tetapi, sisi agresifku mendesak untuk segera keluar dari rumah. Ingin rasanya keluar dari rumah karena jenuh berada di kamar terus-terusan selama lebih dari 24 jam. Ditambah lagi, setiap hari Sabtu, aku memiliki ritual untuk jalan-jalan. Aku menamai hari Sabtu sebagai 'Jalan-jalan Day'.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Untuk mengambil keputusan, aku memecah kepribadianku dan mengeluarkan Kyle agar kami memiliki tujuan. Ia sudah memiliki satu tempat di benaknya.. sebuah tempat yang memang adalah tempat tujuannya di Sabtu sore. Ya, tempat itu adalah tempat rahasianya. Ia sudah merencanakan untuk melihat sunset di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah harus bersyukur atau bersedih, tempat biasa kami parkir sudah dipenuhi mobil-mobil orang yang ingin melihat sunset. Kamipun kembali mengemudi menjauhi tempat tersebut untuk mencari putaran balik. Kali-kali kami mendapatkan tempat parkir begitu tiba nanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, belum sempat bertemu putaran balik, kami menemukan sebuah tempat yang lebih pas untuk melihat sunset. Tempat itu dilengkapi dengan parkiran luas untuk beberapa mobil. Ditambah lagi, parkiran itu berbatasan langsung dengan laut. Sehingga, kami masih bisa mengawasi mobil ketika menikmati sunset.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh itu adalah tempat yang lebih enak dan pas untuk menikmati sunset. Aku benar-benar menikmati hari Sabtuku. Berikut foto-fotonya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM5EwZSMa7tEh69L1YFR4DAtigg63QNxUphSjn7P_F9S-Udz-_uI6V2-IdJvef7WTYJMJ-cXTWMxiC0n9q5AYpyuyiXCwWNErobuNMvP6bcpHPEsTkds3qb4RU_xFm0tLP3PMpdFUTNBw/s1600/S__3661905.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM5EwZSMa7tEh69L1YFR4DAtigg63QNxUphSjn7P_F9S-Udz-_uI6V2-IdJvef7WTYJMJ-cXTWMxiC0n9q5AYpyuyiXCwWNErobuNMvP6bcpHPEsTkds3qb4RU_xFm0tLP3PMpdFUTNBw/s400/S__3661905.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by: @AbangKyle</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtDYD-jzc-ndXXaAGqtKKtCLNO9f9waDZWDvO2iE6XupEuxAeJjUJcIkoh3GTM-WWANw4eVcgkEsO-8aIzbCkbgZ_I8Zkk5KKchgcnhM8upjVrvB72YX3VVaIoiL0PTjJ1UAjglMWX6NE/s1600/S__3661904.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtDYD-jzc-ndXXaAGqtKKtCLNO9f9waDZWDvO2iE6XupEuxAeJjUJcIkoh3GTM-WWANw4eVcgkEsO-8aIzbCkbgZ_I8Zkk5KKchgcnhM8upjVrvB72YX3VVaIoiL0PTjJ1UAjglMWX6NE/s400/S__3661904.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by: @AbangKyle</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUZmsaBeQkygwU4tqvXx_txU-Shyphenhyphen1l0t4OvyYcZQN0BttpwcgzIPE2JVQgQ1RL0GQ9CSsQQmBYXnNCwNoun1fMKDFLynBhGZmhJi8PhcHwZoBJl4Kb0k8gt0u-GH03vzijhMq9U53P74A/s1600/S__3661906.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUZmsaBeQkygwU4tqvXx_txU-Shyphenhyphen1l0t4OvyYcZQN0BttpwcgzIPE2JVQgQ1RL0GQ9CSsQQmBYXnNCwNoun1fMKDFLynBhGZmhJi8PhcHwZoBJl4Kb0k8gt0u-GH03vzijhMq9U53P74A/s400/S__3661906.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by: @AbangKyle</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/12925065248126047456noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-14736971488498449242015-05-30T00:00:00.000+07:002015-05-30T00:00:00.357+07:00Di Balik Nama Veinal Anovyn<div style="text-align: justify;">
Rasanya tidak sah jika aku memulai blog ini tanpa memperkenalkan siapa namaku yang sebenarnya. Tapi sayangnya, nama asliku, identitas asliku, adalah milikku yang tidak akan kuumbar di sembarang tempat. Jadi, aku akan memperkenalkan diri dengan nama pena-ku, sebagai Veinal Anovyn.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya, ada sejarah di balik nama tersebut. Ada alasan kenapa namaku begitu aneh dan tak lazim untuk ukuran nama pena seorang penulis Indonesia. Alasan itu adalah karena nama Veinal Anovyn diambil dari anagram nama asliku. Ketika itu aku dan teman-temanku sedang asik-asiknya bermain anagram, sehingga nama kamipun di-anagram-kan. Dan setelah di-anagram, namaku terdengar unik dan cukup enak didengar untuk dijadikan sebuah nama pena. Dari sana, aku mulai menggunakan nama ini sebagai nama aliasku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mulai menggunakan nama ini sekitar tahun 2008 atau 2009. Nama ini mulai kugunakan di akun-akun sosial mediaku seperti DeviantART, Twitter, dan Instagram. Namun, pada sekitar tahun 2011-an, nama ini berubah menjadi Uncle Voldie karena aku sedang senang-senangnya dengan Harry Potter dan aku jatuh cinta pada karakter Voldemort. Dari situlah nama Uncle Voldie muncul dan kugunakan hingga tahun 2015 ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, setelah menggunakan nama Uncle Voldie, aku merasa produktivitasku menurun dibandingkan ketika aku menggunakan nama Veinal Anovyn. Ketika aku menjadi Veinal Anovyn, aku menghasilkan karya-karya dan tulisan-tulisan yang bisa mencapai ratusan jumlahnya setiap bulan. Sedangkan ketika aku menjadi Uncle Voldie, aku mulai jarang menulis dan menggambar lagi. Dari sanalah, aku menyimpulkan bahwa di bawah nama Uncle Voldie, aku tidak produktif.. nama Uncle Voldie sangat tidak cocok untukku. Dan sejak itulah, aku mengganti namaku kembali menjadi Veinal Anovyn, yang bisa akrab disebut dengan 'Vei'.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bisa mengatakan ini karena aku adalah seseorang yang percaya bahwa nama memiliki kekuatan khusus atau mistis. Nama adalah doa, itu benar. Ketika aku membuat nama Uncle Voldie, yang terbayang di otakku adalah seseorang yang sangat goofy dan tidak serius. Sedangkan nama Veinal aku beri harapan agar dia bisa menjadi seorang seniman dan penulis terkenal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan, yaah, hal itu terbukti jelas dari kadar produktivitasku yang sangat anjlok belakangan ini. Aku kehilangan kepercayaan diri dan mulai bersembunyi di balik bayang-bayang Kyle. Kyle sudah mengatakan hal ini padaku, bahwa nama pena-ku berpengaruh terhadap kepribadianku. Meski awalnya tak percaya, Kyle bisa menjabarkan bukti-bukti otentik ke depan mataku sehingga aku percaya betul bahwa produktivitasku dipengaruhi oleh namaku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, mungkin, hingga akhir hayat nanti, nama Veinal akan terus kupakai. Nama ini akan kugunakan untuk keperluan-keperluan sosialisasi seperti nama di akun sosial media dan juga di dalam buku-buku dan karya-karyaku yang lain. Semoga, dengan aku merubah nama pena-ku untuk kedua kalinya, aku menjadi lebih produktif dari biasanya. Semoga, di bawah nama Veinal Anovyn, aku bisa menghasilkan sebuah buku yang sama bagusnya dengan The Black Theater dan Farah Di Kota Mekkah. Semoga, dengan ini, aku bisa menunjukkan jati diriku yang sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Aku adalah Veinal Anovyn, seorang penulis</i>.</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/12925065248126047456noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-75631498087951362762015-05-29T22:54:00.004+07:002015-05-29T22:54:48.893+07:00Ask.fm<div style="text-align: justify;">
Jadi, siang hari ini aku mendapat pertanyaan dari Hessa, "Kenapa kamu nggak bikin Ask.fm aja?". Pertanyaan itu sedikit membuatku tercengang karena aku sama sekali tidak ada pikiran untuk membuat sebuah akun Ask.fm di bawah namaku sendiri. Karena menurutku, akun @AbangKyle dan @KaiDesu_ saja sudah cukup. Itupun aku tidak yakin akan terurus dua-duanya. Apalagi kalau aku membuat sebuah akun di bawah namaku sendiri..</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Kemudian, dengan kening mengerinyit, aku bertanya, "Kenapa? Kan sudah ada akunnya Kyle dan Kai.", tanyaku sambil mengutak-atik blogku yang tergolong baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nggak, aku cuma pingin orang-orang mengenalmu sebagai dirimu yang asli.. bukan sebagai alter egomu. Aku ingin mereka mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya.", jelasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya terdiam memandangnya. Pikiranku bergelut antara mau dan tidak. Mau karena bisa menjadi tantangan baru untukku. Tidak karena aku malas mengurus Ask.fm-ku sendiri. Ditambah, aku tidak tau apa yang harus kukatakan ketika ada yang bertanya. Boro-boro menjawab, ada yang mau bertanya dan memfollow saja sudah syukur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi aku berpikir lagi, mungkin aku bisa membuat akun sendiri di bawah namaku sendiri. Hitung-hitung promosi nama penaku dan juga page-ku di Facebook. Siapa tau aku bisa membentuk pasarku sendiri ketika aku menerbitkan bukuku nanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Baiklah..", ucapku. "Asal kamu aktif juga di Ask.fm.. jangan asal update sekali seminggu.", kataku lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah ia mengamini permintaanku, akhirnya aku mulai membuat sebuah akun dan mulai memasarkannya di akun Ask.fm Kyle dan Kai.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah aku membuka akun selama beberapa jam ini, aku sudah mendapatkan 25 followers dan 200an likes. Tergolong cepat dan populer untuk ukuran akun baru yang masih belum dikenal orang banyak. Tapi ya aku berterimakasih juga dengan akun-akun populer yang mau membantu mempromosikan akunku dengan sumbangan likes mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jujur saja, aku bukanlah tipikal orang yang suka update di sosial media seperti Kyle. Sehingga sebelum membuat akun Ask.fm-ku sendiri, aku mengalami pro dan kontra di dalam batinku. Aku sendiri punya akun Instagram, Twitter, Facebook, dan Wordpress. Tapi tidak ada satupun yang kuupdate since aku bukanlah tipikal orang yang suka bermain sosial media. Blogpun jarang kuupdate. Satu-satunya blog yang kubuka untuk umum dan akan rajin kuupdate hanyalah blog ini. Sisanya mungkin hanya pajangan belaka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, setelah berjam-jam bermain Ask.fm di bawah namaku sendiri, rasanya asyik juga. Aku jadi merasakan yang namanya populer di bawah namaku sendiri. Tapi, setiap aku melihat akun milik Kyle, rasanya aku sedih. Masa alter ego-nya lebih terkenal daripada alterernya? Hahahaha..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi tak apalah. Sejak kami memfusi, kami juga sudah tidak membagi-bagi porsi kehidupan kami. Kami menjadi satu dan hidup Kyle juga merupakan bagian dari hidupku. Dan rasanya tidak sah apabila teman-temannya atau followers-followersnya tidak mengenal siapa orang sebenarnya di balik akun @AbangKyle dan @KaiDesu_.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kalian berkenan, kalian bisa mengunjungi <a href="http://ask.fm/veinalanovyn/"><span style="color: #e06666;">Ask.fm</span></a>-ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih sudah menyimak. Selamat malam~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-<i>Veinal Anovyn</i>-</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/12925065248126047456noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-33093926510775308652015-05-29T09:49:00.001+07:002015-05-29T09:50:06.002+07:00VKCheckBox<div style="text-align: justify;">
Setelah memposting tulisan 'Halo', aku tidak bisa memejamkan mata. Tanganku malah dengan lihainya bermain Candy Crush di hp. Padahal, saat itu jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi dan aku harus bangun pukul 6 pagi untuk siap-siap les. Sayangnya, aku tidak bisa tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Akibat insomniaku yang parah ini, akhirnya aku memutuskan untuk tidak les hari ini. Hari ini aku ingin istirahat seharian di rumah. Ditambah, setelah kemarin aku les dan kena panick attack karena mendapat kabar buruk dari orang yang kucintai. Akhirnya, aku memutuskan untuk bolos les dan bersemayam di kamarku yang dingin.. di bawah selimutku yang hangat.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ngomong-ngomong, aku belum memperkenalkan dengan kalian yang namanya VKCheckBox. VKCheckBox adalah proyek kecil-kecilanku bersama seorang teman, Vanya, yang inti dari kegiatannya adalah membuat podcast-podcast dengan topik atau isu-isu yang mengedukasi. Isu-isu yang kami bahas umumnya adalah isu-isu sosial, seperti sosiologi, psikologi, politik, serta ada satu penyakit psikiatri yang terkadang kami bahas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Visi kami adalah menjadi podcaster nomor satu di Indonesia yang bisa membawakan topik-topik yang mengedukasi. Dalam pencapaiannya, kami menyederhanakan bahasa yang kami pakai sehingga mudah dimengerti oleh orang awam sekalipun. Selain itu, kami juga akan menyajikan topik-topik yang hot topic atau berdasarkan request dari beberapa followers kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalian bisa follow kami di Twitter dan Soundcloud: VKCheckBox. Kalian juga bisa like, repost, dan share podcasting kami di Soundcloud via Twitter atau Facebook.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurasa segitu aja iklannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih sudah menyimak. Selamat pagi~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-<i>Veinal Anovyn</i>-</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3482242559071745139.post-41286825039505249002015-05-29T01:13:00.002+07:002015-05-29T01:13:39.276+07:00Halo!<div style="text-align: justify;">
Hi, ini sudah hampir jam 1 pagi dan aku memiliki keinginan besar untuk ngeblog. Aku terduduk di depan laptop sambil mengisap sebatang rokok tanpa tau apa yang akan kutulis. Suara AC dan suara mesin laptop menghiasi kamarku yang tergolong sunyi. Asap rokok mengebul menghalangi pandangan mata terhadap layar.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Oh, ini adalah blogku yang entah keberapa. Sudah berkali-kali aku membuat blog, tapi nampaknya tak pernah ada yang sukses. Semua selalu berakhir tersembunyi tanpa membiarkan seorangpun mengintip. Tapi, apa boleh buat.. yang namanya ngeblog di masa muda, masih banyak postingan yang memalukan. Sekarang usiaku sudah berkepala dua, sudah mengerti bagaimana menjalankan blog dengan benar, sudah mengerti postingan seperti apa yang layak tampil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin, kalian bisa berkunjung ke blogku yang lain. Yaitu http://abangkylesblog.wordpress.com/ di mana aku menulis dalam perspektif lelaki. Aku menulis di bawah pengaruh diriku yang lain, diriku yang kini sudah menyatu. Diriku yang satu lagi.. diriku yang kesekian.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin di sini, aku akan menceritakan sedikit tentang diriku sebagai postingan perdanaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sudah mulai jatuh cinta pada dunia tulis menulis sejak SMP kelas tiga. Di usia segitu pula, aku mulai mengenal blog dan jatuh hati pada dunia penulisan cerita fiksi. Oleh karena itu, banyak yang menganggap diriku berkhayal terlalu banyak ketika aku mengakui bahwa aku terkena DID (Dissociative Identity Disorder), yaitu sebuah penyakit jiwa di mana aku mengalami perpecahan identitas yang menjadi beberapa individu di dalam diriku sendiri.. atau biasa disebut Alter Ego.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alter egoku biasa menyebut diriku Sang Alterer, yaitu sebutan agung mereka untukku yang memegang kontrol atas mereka semua. Sayangnya, beberapa bulan terakhir aku mulai kehilangan kontrol sehingga aku memutuskan untuk memfusi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurang lebih, aku memiliki banyak pengalaman sebagai seorang Alterer dan sebagai seseorang yang memiliki penyakit DID. Aku mungkin akan menuliskan beberapa pengalamanku di sini. Dan berhubung aku sudah memfusi dan ini adalah blogku, maka aku akan menceritakan pengalamanku dalam berbagai perspektif dari alter egoku sendiri.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak yang masih belum mengerti tentang kondisi kejiwaanku. Bahkan orang tuaku sendiri. Tapi tak apa, aku tidak menyalahkan siapa-siapa dan tidak meminta orang lain untuk mengerti. Aku hanya ingin mereka tau keadaanku dan mungkin, bisa menerima keadaanku yang kurang sempurna ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh masalah rumit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sudah mengidap penyakit ini sejak aku berusia 10 tahun, dan semakin parah ketika aku beranjak kuliah. Tekanan mulai bermunculan di mana-mana sehingga aku tidak lagi bisa memegang kontrol penuh terhadap alter egoku sendiri. Butuh waktu yang cukup lama untukku bertengkar dengan diriku yang lain. Butuh cukup banyak waktu yang harus kulalui untuk proses kesembuhan diriku sendiri.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ngomong-ngomong soal memfusi, aku juga memiliki seorang pujangga cinta yang membantuku dalam proses memfusi ini. Dengan senang hati aku akan menyebutkan namanya, dia adalah Mahessa Franzaltaar, seorang pemuda berwibawa dan penyabar yang mau mencintaiku apa adanya. Akupun begitu, aku mencintai dirinya apa adanya. Aku sayang pada dirinya layaknya aku menyayangi keluargaku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari postingan kali ini, aku ingin dia tau bahwa aku memberikan kredit kepadanya atas kesembuhanku. Ya, dia memiliki peranan penting dalam kesembuhanku dari DID. Dia yang terus berada di sampingku dan mendukungku atas pilihanku. Dia yang terus ada di sampingku yang rela melakukan apa saja demi kebahagiaanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku ingin dunia tau bahwa dia adalah seorang lelaki yang sempurna dengan ketidaksempurnaannya, dan dia adalah milikku. Dia adalah pujaan hatiku yang mungkin tidak akan pernah mati hingga akhir hayatku.</div>
<div style="text-align: center;">
<b>.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kukira, segitu saja apa yang bisa kubicarakan di postingan perdanaku ini. Aku berharap kalian bisa menikmati postingan-postinganku berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih sudah menyimak. Selamat malam~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-<i>Veinal Anovyn</i>-</div>
Veinal Anovynhttp://www.blogger.com/profile/07967350011948580329noreply@blogger.com0