Monday, June 1, 2015

Tentang Kyle

Sudah lama aku memilikinya, tetapi aku belum pernah benar-benar mengatakan sepatah-dua patah kata tentang dirinya. Ya, tentang Kyle, salah satu alter egoku yang paling dominan. Alter ego menyusahkan karena dia selalu memiliki keinginan. Alter ego ambisius lagi realistis.

Kyle awalnya muncul ketika aku sudah duduk di bangku kelas 4 SD. Tapi saat itu, namanya bukanlah Kyle. Dia dan Kai adalah satu, aku memanggilnya dengan sebutan Psycho karena pikirannya yang sejalan dengan pikiran psikopat. Sejak aku kecil, dia selalu protektif terhadap diriku. Dia selalu keluar di saat-saat aku terancam bahaya dan di saat-saat aku gelisah.

Selama bertahun-tahun, aku dan Psycho berteman tanpa diketahui siapapun. Ketika aku duduk di bangku SMP, kami sering kali berganti-gantian untuk menyelesaikan tugas kuliah. Kami membagi tugas sekolah sama rata sesuai bidang yang kami kuasai.

Begitu aku duduk di bangku kuliah, Psycho mengalami disfusi yang hebat hingga akhirnya terpecah menjadi Kyle dan Kai. Kyle saat itu begitu pendiam dan menutup diri. Dia sering kali menjaga jarak dari orang-orang sekitarnya meski dia selalu ramah pada orang lain. Tak banyak yang bisa kubicarakan tentangnya pada masa itu. Hanya saja, dia bukan tipikal orang yang mudah jatuh cinta. Karena terlalu menjaga jarak, ia berakhir kesepian.

Ketika dia memutuskan untuk membuat akun di Ask.fm, Kyle kurang lebih berubah menjadi pribadi yang kini dikenal oleh banyak orang. Dia dikenal sebagai abang sejuta adik. Ia juga dikenal sebagai orang yang jayus dan galak di saat bersamaan. Dia suka sekali membully orang walau hanya untuk kesenangan belaka, bukan untuk menindas orang lain.

Kyle adalah alter egoku yang paling ambisius dan selalu memiliki goal yang besar. Dia adalah manusia seribu langkah dan paling mengabaikan risiko ketika menentukan pilihan. Terkadang, ia menemui benturan karenanya. Tapi, dia orang yang cukup bertanggung jawab dan berani mengambil risiko. Iya, dia memilih bukan tanpa tau risikonya.. tapi dia memilih karena melihat gain yang sangat besar tanpa merisaukan risikonya.

Dia adalah manusia paling rasional dan paling rendah toleransinya di antara semua alter egoku. Semua harus berjalan sesuai keinginannya dan bergerak secepat kilat untuk mencapai tujuannya. Terkadang, egonya itu membuatku sakit kepala karena dia sering mengabaikan risiko yang ada.

Tapi, yaa, namanya sahabat lama.. aku tidak punya banyak kata untuk kekurangannya.

No comments:

Post a Comment